Thursday 6 March 2008

cemburu

Ada salah seorang dari teman blog yang mengatakan bahwa kesanku pada suami sangat dalam. Kupikir memang sudah seharusnya begitu, aku mulai belajar untuk mencintainya saat dia mengucapkan kalimat ijab qobul. Sejak itu aku mulai belajar mengenalnya lebih dalam. Memahami karakternya, apa yang dia suka, apa yang dia benci dan sebagainya. Setidaknya ini bisa menambah daftar menu "rasaku" kepadanya.

Tapi apakah perjalanan hidup baruku semulus jalan tol ? suka terus tanpa duka. Ah, itu hanya ada dalam dongeng. Hidup berdua dengan orang yang tak dikenal sebelumnya dengan perbedaan karakter yang begitu lengkap, kayaknya gak mungkin kalo gak ada "sponsor" untuk menguji kekuatan cinta. Ceilaaa ....

Dan berawal dari aku !

Yah, suatu kali aku pernah: "Cemburu". Sebelum nikah dengan ku, pangeranku itu punya calon untuk dinikahi, tapi tidak jadi karena suatu hal, lalu dia ketemu denganku. Nah, calon ini beberapa kali mengontaknya. Aku tahu mungkin suatu hal yang berat baginya untuk menerima bahwa dia tidak jadi menikah dengan pangeranku. Untuk itu aku berlapang dada jika dia tetap menghubungi pangeranku dengan alasan telah menganggapnya sebagai kakak.

Tapi, yah wanita tetap wanita. Setabah apapun diriku aku tetap wanita biasa yang bisa saja dibakar cemburu. Dan betul, akhirnya pada suatu kali "dia" telpon, aku betul-betul tidak bisa menahan emosi.

Tapi aku bukanlah tipe wanita yang suka mengumbar emosi secara bebas, dengan marah-marah misalnya. AKu cuma bisa diem dan akhirnya.... nangis deh, tapi nangisku ini aku tahan-tahan biar gak kedengeran. Tapi tetap ajah suamiku tahu. Soalnya aku gak mau liat dia pas lagi tidur (membelakangi). Sebenarnya aku maunya tidur sendiri di kamar sebelah, tapi lagi-lagi aku ingat hadist yang bunyinya " Jika seorang suami tidur tanpa ditemani istrinya, maka temannya tidur adalah syetan." Ih, ngeri kan ? Aku gak maulah suamiku ditemani syetan. Meski semarah-marahnya aku. Jadi yah, tetap aja tidur bersama.

Tak lama kemudian, tiba-tiba dia minta maaf sama aku (mungkin dia dah ngerasa kali ya ... )dan bilang bahwa yang ada dihatinya cuma ada aku seorang. Cieeeee ........ tapi SUER, itu bener-bener buat aku legaaa banget. Jadinya nangisnya gak tambah berhenti eh malah kenceng. Soalnya dah plong. Loh kok !!! (cengeng sih!)

Sejak saat itu, aku belajar untuk menaruh kepercayaan padanya, dan berusaha untuk tidak terlalu cemburuan lagi. Karena yang terpenting dalam suatu hubungan itu adalah rasa percaya. Iya kan.... ya disamping cinta dan lainnya. hehehehe ....

2 comments:

Anonymous said...

yg namanya cemburu itu selama gak berlebihan masih wajar koq Mba.. namanya juga orang sayang pasti lah dia merasa cemburu kalo orang yg disayanginya itu 'deket' sama orang lain.. tapi salut euy coz Mba Rina cemburunya tidak sampai membabi-buta.. semoga rumah tangganya makin harmonis ya :)

btw aku suka baca postingan2 di sini.. karena bacanya itu bikin 'cemburu'.. cemburu dalam pengertian yg berbeda.. atau mungkin lebih tepatnya postingan di sini bikin mupeng.. menambah motivasi utk menyegerakan diri juga menemukan pendamping hidup.. thanks ya Mba..

Anonymous said...

wah cemburu seperti yang dinda rasakan itu namanya memburu yang indah dan membingkai kebahagaiaan.

semoga awet terus ya salam dari saya dan silahkan mampir ke blog saya di www.rinahasan.blogspot.com

salam
dari rina juga but di Riau ne